Quote:
hati hati gatel gatel dan bernanah aja deh, kalo dosa mungkin sudah lupa |
Mia, PSK Pengidap HIV Aids yang Beroperasi di Tempat Hiburan Malam ingin Wujudkan Impian sebelum Maut Menjemput. Laki-laki yang suka "jajan" mungkin akan kaget begitu membaca kisah Mia (nama samaran, Red) ini. Begitu pula dengan orang yang pernah merampok dan memerkosa dia bulan lalu. Sebab, "wanita penghibur" berparas cantik yang biasa mangkal di tempat-tempat hiburan malam itu ternyata mengidap virus HIV.
KARDONO SETYORAKHMADI
SEKILAS tak tampak bahwa Mia termasuk pasien ODHA (orang dengan HIV/AIDS). Wajahnya selalu terlihat riang dengan dandanan yang menor. Pembawaannya juga lincah dan energik.
Tapi, bila permukaan kulit putihnya dicermati betul, terutama di lengan dan kaki, akan tampak tanda-tanda fisik bahwa Mia terinfeksi virus HIV. Di kedua bagian tubuhnya itu kini terlihat bintik-bintik hitam, salah satu tanda orang mengidap HIV/AIDS.
"(Bintik-bintik) itu karena saya mengonsumsi obat viral (obat penambah sel darah putih, Red). Efeknya memang seperti ini," jelas wanita kelahiran 25 tahun tersebut ringan.
Kepada Jawa Pos, Mia berterus terang bahwa dirinya kini menjadi pasien HIV dan seminggu sekali harus kontrol di Unit Perawatan Intermidiet Penyakit (UPIPI) RSU dr Soetomo. Dia diketahui tertular virus mematikan tersebut sejak 2006.
"Memang seperti itu keadaannya. Yang penting, hidup harus jalan terus," ujarnya tenang seolah-olah ingin menunjukkan bahwa HIV/AIDS boleh saja menggerogoti tubuhnya, namun tidak untuk semangat hidupnya.
Awalnya, Mia mengeluh karena batuk tak sembuh-sembuh. "Tiga bulan batuk saya tidak sembuh-sembuh. Kemudian, saya mengalami sesak napas. Aduh, rasanya mau mati saja," ungkapnya.
Sejak itu, berat badan Mia turun drastis. Tubuhnya kurus dan dia gampang sakit. Oleh seorang kawannya, Mia lalu dipertemukan dengan Liliek Sulistyowati, pengelola Yayasan Abdi Asih, LSM yang wilayah geraknya di kawasan merah Gang Dolly dan sekitarnya. Mbak Vera -sapaan Liliek Sulistyowati- pun cukup kaget mendengar keluhan yang dilontarkan Mia. Dia langsung membawa Mia ke RSU dr Soetomo untuk mendapatkan diagnosis dokter.
"Saya sudah curiga bahwa Mia terkena HIV. Sebab, gejala-gejalanya memang seperti itu," kata perempuan yang sering mengurusi ODHA dan para PSK marginal tersebut.
Kecurigaan Mbak Vera benar. Mia dinyatakan positif HIV. Mia pun disarankan rajin kontrol serta mengonsumsi obat viral untuk membantu melawan virus yang menghancurkan kekebalan tubuh tersebut. Mia sangat terpukul begitu mendengar vonis dokter itu. "Saya seperti divonis hukuman mati," tegasnya.
Mia merasa seolah-olah garis hidupnya sudah dibatasi untuk tidak berlama-lama lagi di dunia. Dia pun sempat putus asa. Seminggu dirinya mengurung diri di kamar kos, tak punya gairah hidup lagi.
Tapi, kesadarannya tentang kematian yang sering muncul di benaknya membuat dirinya terpacu kembali untuk melanjutkan sisa hidupnya. "Waktu hidup saya mungkin singkat. Tapi, saya tak ingin menyia-nyiakannya," ujarnya.
Dia kemudian berusaha menata hidupnya di jalan yang benar. Namun, berkali-kali melamar pekerjaan halal, Mia selalu ditolak. "Tak ada yang ingin mempekerjakan mantan PSK, apalagi pengidap HIV," ungkapnya sedih.
Bahkan, untuk mencari tempat kos saja, Mia sering ditolak. "Saya sudah tiga kali diusir pemilik kos. Pertama di Kembang Kuning, kemudian di Putat Jaya, dan terakhir di Dukuh Kupang Timur. Pemilik kos takut begitu mengetahui saya menderita HIV."
Sekarang, wanita asal Palembang tersebut tinggal di sebuah tempat kos bertarif Rp 250 ribu per bulan di kawasan Dukuh Kupang. "Pemiliknya belum tahu bahwa saya ODHA. Kalau tahu, mungkin saya diusir lagi," katanya seraya meminta agar tidak menyebutkan persis alamat kosnya sekarang.
Meski uang kos ditanggung Mbak Vera, ternyata Mia tetap tak mampu mencukupi kebutuhan hidupnya. Maka, dia memutuskan tetap menjajakan diri lagi. Kali ini, wilayah operasinya semakin luas. Mulai diskotek, kafe, hingga hotel-hotel berbintang. "Saya tak ingin menetap di satu tempat, biar tidak gampang dihafal pelanggan," jelasnya.
Meski fisiknya digerogoti virus mematikan, Mia ternyata tetap menarik perhatian para lelaki hidung belang. Sebab, penampilannya tak menunjukkan seperti orang yang sedang menderita penyakit berbahaya tersebut. "Tapi, saya tahu diri. Sejak sakit, saya sudah membatasi hanya akan menerima tamu, paling banyak tujuh orang dalam seminggu. Sekarang saya gampang capai," katanya.
Tidak takut menulari pelanggan? Mia mengaku selalu menggunakan kondom saat berhubungan badan. "Ya, itu usaha saya biar tidak menulari tamu," tegasnya.
Bukankah kondom tak menjamin pemakainya steril dari kemungkinan tertular virus HIV? Mia mengangkat bahu. "Kalau itu, isi di luar tanggung jawab percetakan," katanya berkelakar.
Cobaan hidup, tampaknya, selalu dekat dengan Mia. Buktinya, sekitar sebulan lalu, dia dirampok oleh tamu yang mem-booking-nya di sebuah hotel. "Waktu itu hari Jumat. Saya ingat betul itu," ujarnya.
Sebenarnya Mia sudah curiga pada tamu yang berpotongan cepak tersebut. "Dia bilang mau booking sampai pagi, tapi lagaknya seperti orang tak punya uang," katanya.
Kecurigaan itu terbukti. Tamu tersebut merampok dirinya. Saat itu, kata Mia, tangan dan kakinya diikat di kasur. Setelah itu, si tamu dengan leluasa menggagahi dirinya. Usai menyalurkan hasrat, tamu tak dikenal tersebut merampas HP Nokia 1600 dan uang Rp 3,5 juta milik Mia. "Padahal, uang itu akan saya pakai untuk modal usaha," jelasnya.
Dia ditinggalkan dalam keadaan terikat di kamar hotel, sebelum berhasil membebaskan diri dan melapor ke pihak hotel.
Meski menjadi korban perampokan dan perkosaan, Mia masih bisa tertawa pasca kejadian itu. "Sebab, saat memerkosa saya, dia tidak memakai kondom. Jadi, dia memang dapat HP dan uang saya, tapi juga dapat virus HIV. Biar matek," tegasnya bernada jengkel.
Dia mengaku akan terus menjadi PSK sampai mempunyai modal yang cukup untuk membuka usaha yang halal. "Kalau tidak punya usaha apa-apa, saya mau makan apa? Apalagi, dengar-dengar, dokter Soetomo (RSU dr Soetomo, Red) berniat menghilangkan pemberian obat viral gratis itu kepada penderita HIV. Jadi, saya harus kerja lebih keras."
Kendati kini menjadi pasien HIV, Mia masih menyimpan cita-cita hidup. "Saya ingin nikah. Kebetulan, ada seorang pria yang tak mempermasalahkan kondisi dan masa lalu saya dan bersedia menikahi saya," ungkapnya sedikit malu-malu.
Kapan targetnya? "Saya ingin menikah tahun ini karena umur saya sudah 25 tahun," ujarnya.
Selain menjadi ibu rumah tangga, Mia bertekad mandiri dan ingin mempunyai usaha halal. "Entah itu salon, warung, atau apa sajalah," katanya.
Dua cita-cita itulah yang menguatkan semangatnya menghadapi gerogotan virus penyakit mematikan tersebut. "Doakan ya, semoga saya bisa mewujudkan kedua cita-cita itu sebelum mati nanti," ujarnya dengan nada pilu. (ari)
Dikutip dari Jawapos Kamis, 14 Feb 2008
Sumber dari oleh mrjack
No comments :
Post a Comment